Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan
perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan
bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gĂȘo
("Bumi") dan graphein ("menulis", atau
"menjelaskan").
Geografi juga merupakan nama
judul buku bersejarah pada subjek ini, yang terkenal adalah Geographia
tulisan Klaudios
Ptolemaios (abad
kedua).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas
muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang
diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini,
baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang
disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
Pengertian menurut para ahli
Erastothenes
(Abad ke-1)
Geografi berasal dari kata geographica yang
berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi
Claudius
Ptolomaeus
Geografi adalah suatu
penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi
Geografi adalah interaksi
antar ruang.
Geografi erat kaitannya
dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara
keseluruhan. Pendapat ini kemuadian disebut konsep Natural Atrribut of Place
Rifhi
Siddiq
Geografi adalah suatu
disiplin ilmu yang mencakup segala fenomena yang terjadi di permukaan bumi,
seba dan akibatnya, hubungannya dengan interaksi manusia dan menganalisanya
dengan memperhatikan keterkaitan, penggambaran, serta distribusi
fenomena-fenomena tersebut
Ekblaw
dan Mulkerne
Geografi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan
hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang
kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati
Paul
Vidal de La Blance
Geografi adalah studi
tentang kualitas negara-negara, di mana penentuan suatu kehidupan tergantung
bagaimana manusia mengelola alam ini
Geografi mempelajari
hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik
maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program,
proses, dan keberhasilan pembangunan.
Geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Von
Rithoffen
Geografi adalah studi
tentang gejala dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun
berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara
gejala-gejala dan sifat tersebut.
Konsep
agus abusi Konsep lokasi
adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas:
-
- Lokasi absolut : lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap.
Contoh : Indonesia terletak di antara 6°LU-11°LS dan di antara
95°BT-141°BT.
- Lokasi relatif : lokasi yang tergantung
pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya berubah. Contoh: Indonesia
terletak antara Benua Asia dan Australia.
Dalam kehidupan sosial
ekonomi, jarak memiliki arti penting. Dalam geografi jarak dapat diukur dengan
dua cara, yaitu jarak geometrik dinyatakan dalam satuan panjang kilometer dan jarak waktu
yang diukur dengan satuan waktu
(jarak tempuh).
Sulit atau mudahnya suatu
lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi oleh lokasi, jarak dan kondisi tempat.
Contoh: Surabaya–Jakarta bisa ditempuh dengan bus atau pesawat.
Pola merupakan tatanan
geometris yang beraturan. Contoh, penerapan konsep pola adalah pola permukiman
penduduk yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai.
Geomorfologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi. Ilmu geografi tidak terlepas
dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan, perbukitan, lembah dan
dataran. Hal inilah yang menyebabkan permukaan bumi merupakan objek studi
geografi.
Aglomerasi merupakan
kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas manusia.
Misalnya pengelompokan kawasan industri, pusat perdagangan dan daerah
pemukiman.
Manfaat yang diberikan oleh
suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua
orang. Nilai kegunaan pun bersifat relatif. Misalnya pantai mempunyai nilai
kegunaan yang tinggi sebagai tempat rekreasi bagi warga kota yang selalu hidup
dalam keramaian, kebisingan dan kesibukan.
- Konsep Interaksi Interdependensi
Interaksi merupakan
terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu gejala dengan gejala
lainnya. Contohnya adalah perbedaan kondisi antara daerah pedesaan dan
perkotaan yang kemudian dapat menimbulkan suatu kegiatan interaksi seperti
halnya penyaluran kebutuhan pangan, arus urbanisasi maupun alih
teknologi.
Fenomena yang berbeda antara
tempat yang satu dengan yang lain. Contoh: Areal pedesaan khas dan corak persawahan.
- Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan antara suatu
fenomena dengan fenomena lainnya merupakan suatu keterkaitan keruangan.
Misalnya hubungan antara kemiringan lereng di suatu wilayah dengan ketebalan
lapisan tanah serta hubungan antara daerah kapur
dengan kesulitan air.
Pendekatan
- Pendekatan Spasial (Keruangan)
Analisis keruangan merupakan
pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman
ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya.
Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi
sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli
geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi
serta interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan tersebut adalah
sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur dan terletak di
pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai tanah
berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah
berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis.
- Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Pendekatan lingkungan didasarkan
pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interelasi yang
menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis
lingkungan geografi menelaah gejala interaksi dan interelasi antara komponen
fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan
analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik dalam
keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang
ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya
perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.
- Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Analisis kompleks wilayah
membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek
keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif.
Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan
wilayah khatulistiwa.[1]
Prinsip dasar
Ada 4 prinsip utama dalam
menganalisis gejala geosfer.
- Prinsip persebaran, artinya persebaran bentang alam
di permukaan bumi tidak merata sehingga setiap wilayah akan berbeda dengan
wilayah lain. Contohnya persebaran jumlah transmigran di Indonesia tidak
merata, ada suatu wilayah yang jumlahnya besar dibandingkan dengan yang
lain sesuai dengan luas wilayahnya.
- Prinsip interelasi, artinya fenomena geosfer yang
satu mempunyai hubungan dengan fenomena geosfer yang lain, gejala yang
satu berkaitan dengan gejala yang lain. Contohnya sebagian besar penduduk
desa bermata pencaharian sebagai petani karena masih tersedianya lahan
untuk digarap.
- Prinsip deskripsi, artinya untuk menggambarkan
fenomena geosfer memerlukan deskripsi, melalui tulisan, tabel, gambar atau
grafik. Contohnya peta persebaran lempeng tektonik di dunia.
- Prinsip korologi, artinya dengan menganalisis suatu
wilayah berdasarkan ketiga prinsip sebelumnya maka suatu wilayah akan
mempunyai karakteristik tertentu. Prinsip ini merupakan simbol dari
geografi modern. Contohnya suhu udara di perkotaan lebih tinggi daripada
di pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar
matahari yang dipantulkan oleh bangunan-bangunan yang ada di perkotaan.
.
Sejarah
Bangsa Yunani adalah bangsa yang
pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir
utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan
pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik
baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang
garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah
Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu
lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus
dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk Persi.
Pada Zaman Pertengahan,
bangsa Arab seperti al-Idrisi,
Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan
terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi
menyebar ke seluruh Eropa. Selama zaman
Renaissance dan pada abad ke-16
dan 17 banyak perjalanan besar
dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detail yang lebih akurat. Geographia
Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah
contoh terbesar.
Setelah abad ke-18 geografi mulai
dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di
universitas di Eropa (terutama di Paris dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi
hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar
zaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.
Selama lebih dari dua abad
kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan di Indonesia[rujukan?]. Terdapat hubungan yang kuat
antara geografi dengan geologi
dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.
Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu
geografi melewati empat fase utama: determinisme
lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.
Determinisme lingkungan
adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya
disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan
adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya
adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi
malas" dan "banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah
lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas".
Ahli geografi determinisme
lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar
tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan
dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa).
Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer kontemporer, dan
menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah
penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional menegaskan
kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli geografi regional
memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga
metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region.
Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard
Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah
usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa
kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner
kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa
kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan
keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam
dan dengan menggunakan matematika
- terutama statistika - sebagai cara
untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama
pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Walaupun pendekatan
positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi,
tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang
pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi
manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya
dengan tempat.
Pengaruh lainnya adalah
geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan pengikutnya
pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer
marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya, menggunakan ide
dari feminisme pada konteks
geografis. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis,
yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstruksi
sosial dari hubungan keruangan.
Metode
Hubungan keruangan merupakan
kunci pada ilmu sinoptik ini, dan menggunakan peta sebagai perangkat utamanya. Kartografi klasik
digabungkan dengan pendekatan analisis geografis yang lebih modern kemudian
menghasilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang berbasis komputer.
Geografer menggunakan empat
pendekatan:
- Sistematis - Mengelompokkan pengetahuan geografis
menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global
- Regional - Mempelajari hubungan sistematis antara
kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet.
- Deskriptif - Secara sederhana menjelaskan lokasi
suatu masalah dan populasinya.
- Analitis - Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah
dan populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu.
Cabang
Geografi fisik
Cabang ini memusatkan pada
geografi sebagai ilmu bumi,
menggunakan biologi untuk memahami pola
flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami pergerakan bumi
dan hubungannya dengan anggota tata surya
yang lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.
Topik terkait: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi - samudera - laut - sungai - danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi - biogeografi - garis waktu geografi, paleontologi
- paleogeografi - hidrologi.
Geografi manusia
Cabang geografi non-fisik
juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial, aspek
non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia
beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transformasi
makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi
ekonomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk
geografi kota), geografi feminisme dan geografi militer.
Topik terkait: Negara-negara
di dunia - negara -
bangsa - negara bagian - perkumpulan individu - provinsi - kabupaten - kota - kecamatan
Geografi manusia-lingkungan
Selama masa determinisme
lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan
keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi.
Walaupun paham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada
tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan
alam. Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan politik dan penelitian risiko-bencana.
Karakter manusia yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya, maka harus melakukan
penggunaan alam atau eksploitasi alam guna terpenuhinya kebutuhan hidup.
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Cabang Geografi ini adalah
cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar tahun 1980-an oleh para
Geografiwan Eropa, terutama dari Nederland. Saat kerjasama Universitas antar
kedua negara dilakukan, sejumlah ahli Geografi asal Belanda ikut serta dalam
program pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya adalah lahirnya program studi baru
bernama Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan sekarang lebih
dikenal dengan Program Studi Pembangunan Wilayah. Sebelum berdiri menjadi
disiplin tersendiri yang memadukan Ilmu Geografi dengan Ilmu Perencanaan
Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama Rural and Regional Development Planning
(RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa perencanaan dan pengembangan wilayah
dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial terutama terkait dengan fenomena sosial
yang terjadi di masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep
dan teori-teori sosial yang ada.
Ekologi budaya dan politik
Ekologi budaya muncul sebagai
hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya
mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan (sustainability) kemudian
tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit ketika beberapa geografer
menggunakan aspek geografi kritis untuk melihat hubungan
kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya, studi yang
berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat bahwa kelaparan di Sahel disebabkan oleh perubahan sistem politik dan ekonomi di wilayah itu
sebagai hasil dari kolonialisme
dan menyebarnya praktek kapitalisme.
Penelitian risiko-bencana
Penelitian pada bencana
dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang mencoba memahami
mengapa orang tinggal dataran banjir yang mudah terkena bencana. Sejak itu,
bidang ini berkembang menjadi multi disiplin dengan mempelajari bencana alam
(seperti gempa bumi) dan bencana
teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir). Geografer
yang mempelajari bencana tertarik pada dinamika bencana dan bagaimana manusia
dan masyarakat menghadapinya.
Geografi sejarah
Cabang ini mencari penjelasan
bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti
sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas bidang
ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan
sekitarnya.
Ada apa
dibalik nama? Geografi sejarah dan kampus Berkeley
"Geografi Sejarah"
tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari geografi dan sejarah. Tetapi di
Amerika Serikat, mempunyai arti yang yang lebih spesifik. Nama ini dikenalkan
oleh Carl Ortwin Sauer dari Universitas California, Berkeley dengan programnya
mereorganisasi geografi budaya (beberapa orang menyebutkan semua geografi) pada
semua wilayah, dimulai pada awal abad ke-20.
Bagi Sauer, muka bumi dan
budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika mempelajari semua pengaruhnya
(fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut sejarah. Sauer menekankan
kajian wilayah sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kekhususan pada
wilayah di atas bumi.
Filosofi Sauer merupakan
pembentuk utama pemikiran geografi di Amerika pada pertengahan abad ke-20.
Sampai sekarang kajian wilayah masih menjadi bagian departemen geografi di
kampus-kampus di AS. Tetapi banyak geografer beranggapan ini akan membahayakan
ilmu geografi itu sendiri untuk jangka panjang: penyebabnya adalah terlalu
banyak pengumpulan data dan klasifikasi, sementara analisis dan penjelasannya
terlalu sedikit. Studi ini menjadi lebih spesifik pada wilayah sementara
geografer angkatan berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk ini.
Mungkin ini yang menyebabkan krisis 1950-an pada geografi
yang hampir menghancurkannya sebagai disiplin akademis.
Teknik geografis
Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh merupakan terjemahan dari
istilah remote sensing, adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi mengenai objek
atau fenomena di (dekat)
permukaan bumi tanpa kontak langsung
dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam objek
atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang
elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra.
Pengertian 'tanpa kontak langsung' di sini dapat diartikan secara sempit dan
luas. Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan
analis, misalnya ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi
peta distribusi temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti
bahwa kontak dimungkinkan dalam bentuk aktivitas 'ground truth', yaitu pengumpulan sampel
lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi
pada wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi.
Pada awalnya penginderaan
jauh kurang dipandang sebagai bagian dari geografi, dibandingkan kartografi. Meskipun
demikian, lambat laun disadari bahwa penginderaan jauh merupakan satu-satunya
alat utama dalam geografi yang mampu memberikan synoptic overview --pandangan secara ringkas
namun menyeluruh-- atas suatu wilayah sebagai titik tolak kajian lebih lanjut.
Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai macam informasi keruangan
dalam konteks ekologis dan kewilayahan yang menjadi ciri kajian geografis.
Di samping itu, dari sisi persentasenya, pendidikan penginderaan jauh di Amerika Serikat, Australia dan Eropa lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu
(departemen, 'school' atau fakultas) geografi.
Dari segi metode yang
digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual dan metode
penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh manual
memanfaatkan citra tercetak atau 'hardcopy' (foto udara, citra hasil pemindaian scanner di pesawat udara maupun satelit) melalui analisis
dan interpretasi secara manual/visua]. Penginderaan jauh digital menggunakan citra
dalam format digital, misalnya hasil pemotretan kamera digital, hasil pemindaian foto
udara yang sudha tercetak, dan hasil pemindaian oleh sensor satelit, dan
menganalisisnya dengan bantuan komputer.
Baik metode manual maupun digital menghasilkan peta dan laporan. Peta hasil
metode manual dapat dikonversi menjadi peta tematik digital
melalui proses digitisasi (sering diistilahkan digitasi).
Metode manual kadangkala juga
dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu melalui proses interpretasi di layar
monitor (on-screen digitisation), yang langsung
menurunkan peta digital. Metode
analisis citra digital menurunkan peta tematik digital secara
langsung. Peta-peta digital tersebutd dapat di-'lay out' dan
dicetak untuk menjadi produk kartografis (disebut basis dat kartografis), namun dapat pula menjaid masukan
(input) dalam suatu sistem informasi geografis sebagai basis data geografis. Peta-peta itu untuk selanjutnya menjaid titik toak
para geografiwan dalam menjalankan kajian
geografinya.
Kartografi
Kartografi atau pemetaan
mempelajari representasi permukaan bumi
dengan simbol abstrak. Bisa dibilang,
tanpa banyak kontroversi, kartografi merupakan penyebab
meluasnya kajian geografi. Kebanyakan geografer mengakui bahwa ketertarikan
mereka pada geografi dimulai ketika mereka terpesona oleh peta di masa kecil
mereka. walaupun subdisiplin ilmu geografi lainnya masih bergantung pada peta
untuk menampilkan hasil analisisnya, pembuatan peta itu sendiri masih terlalu abstrak untuk dianggap
sebagai ilmu terpisah.
Kartografi berkembang dari
kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah ilmu. Seorang kartografer
harus memahami psikologi
kognitif dan ergonomi untuk membuat simbol apa yang cocok untuk
mewakili informasi tentang bumi yang bisa dimengerti orang lain secara efektif,
dan psikologi perilaku untuk memengaruhi pembaca
memahami informasi yang dibuatnya. Mereka juga harus belajar geodesi dan matematika yang tidak
sederhana untuk memahami bagaimana bentuk bumi berpengaruh pada penyimpangan atau
distorsi dari proses proyeksi ke bidang datar.
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis membahas masalah penyimpanan informasi tentang bumi
dengan cara otomatis melalui komputer
secara akurat secara informasi.
Sebagai tambahan pada subdisiplin ilmu geografi lainnya, spesialis SIG harus mengerti ilmu komputer dan sistem database. SIG memacu revolusi kartografi sehingga
sekarang hampir semua pembuatan peta
dibuat dengan piranti
lunak (software)
SIG.
Metode kuantitatif geografi
Metode kuantitatif geografi
membahas metode numerik yang khas (atau paling tidak yang banyak ditemukan)
dalam geografi. Sebagai tambahan pada analisis keruangan, anda mungkin akan
menemukan analisis klaster, analisis diskriminan dan uji statistik non-parametris
pada studi geografi.
Bidang Terkait
Perencanaan Kota dan Wilayah
Perencanaan kota dan wilayah menggunakan ilmu geografi untuk
membantu mempelajari bagaimana membangun (atau tidak membangun) suatu lahan menurut
kriteria tertentu, misalnya keamanan, keindahan, kesempatan ekonomi,
perlindungan cagar alam tau cagar budaya, dsb. Perencanaan kota, baik kota
kecil maupun kota besar, atau perencanaan pedesaan mungkin bisa dianggap
sebagai geografi terapan walau mungkin terlihat lebih banyak seni dan pelajaran
sejarah. Beberapa masalah yang dihadapi para perencana wilayah di antaranya
adalah eksodus masyarakat desa dan kota dan Pertumbuhan Pintar (Smart Growth).
Ilmu wilayah
Pada tahun 1950-an, gerakan ilmu wilayah muncul, dipimpin oleh Walter Isard untuk menghasilkan lebih banyak
dasar kuantitatif dan analitis pada masalah geografi, sebagai tanggapan atas
pendekatan kualitatif pada program geografi tradisional. Ilmu wilayah berisi
pengetahuan bagaimana dimensi keruangan menjadi peran penting, seperti ekonomi regional, pengelolaan sumber daya, teori lokasi, perencanaan kota dan wilayah, transportasi dan komunikasi, geografi manusia, persebaran populasi, ekologi muka bumi dan kualitas lingkungan.
Pendidikan tinggi
Di Indonesia, perguruan
tinggi yang membuka program studi Geografi sebagai ilmu murni hanya tiga
perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Indonesia (UI), UGM (Universitas
Gadjah Mada), dan UM (Universitas Negeri Malang) dan satu perguruan tinggi
swasta (Universitas Muhammadiyah Surakarta). Sedangkan program studi Pendidikan
Geografi ada di 45 perguruan tinggi.
UGM, Geografi telah
berkembang lebih jauh sehingga menjadi Fakultas tersendiri sejak tahun 1963,
yaitu Fakultas Geografi. Saat ini telah mempunyai
jenjang pendidikan tinggi dari D3 (diploma) Penginderaan Jauh dan SIG, S1, S2 dan S3. Fakultas Geografi UGM juga
mempelajari ilmu Perencanaan dan Pengembangan wilayah.
Di UI, Geografi menjadi
jurusan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Geografi
dipelajari sebagai bagian terapan ilmu-ilmu murni sejajar dengan Matematika,
Fisika, Kimia dan Biologi.
Fakultas Geografi UMS
didirikan oleh sejumlah alumni dan dosen Fakultas Geografi UGM. Para Alumni
Pendidikan Tinggi Geografi kemudian membentuk sebuah asosiasi profesi yang
disebut dengan Ikatan Geografiwan Indonesia (IGI). Disamping itu, dalam wadah
yang lebih sempit, para Geografiwan dari UGM juga mempunyai wadah Ikatan
Geografiwan Universitas Gadjah Mada (disingkat IGEGAMA).
Bakosurtanal, salah satu
Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berkumpul banyak alumni Geografi, baik
dari UI, UGM maupun UMS.